Sejarah Vintage
18.57.00Vintage, Produk Klasik yang Kembali Populer
Sebenarnya, apa sih yang dinamakan vintage? Apa benar keberadaan
katanya hanya melulu bisa dikaitkan dengan dunia fashion? Sebenarnya sih
nggak juga, karena menurut Kamus Oxford, kata “vintage” itu bisa
berarti “old and of very high quality”. Bila ditarik garis pengertian
secara global, “vintage” bisa dimaknai sebagai barang-barang yang
diproduksi di masa kini, tapi memiliki model klasik dan antik, yang
mengingatkan kita pada barang-barang yang berasal dari dekade ’20 hingga
’30-an.
Karena itu, kata “vintage” sebenarnya sudah merambah hampir untuk
seluruh aspek kehidupan. Jadi jangan heran bila kemudian muncul sebutan
“vintage guitar” untuk gitar yang mengingatkan kita pada gitar pertama
yang dipakai mendiang Jimi Hendrix, “vintage VW pada volkswagen zaman
‘baheula’, sampai pada “vintage railroad” untuk rel kereta api jaman
Belanda.
Pada perkembangannya, pemaknaan vintage sendiri lebih akrab bila
dikaitkan dengan dunia fashion. Hal ini tidak lain dari perkembangan
fashion itu sendiri, yang menampakkan ciri khas dan spesifikasi sangat
kental sejak tahun ’20-an. Berbekal oleh keingintahuan ini, minggu ini
SmartShop CyberShopping mengajak Anda mendedah kilas balik perkembangan
fashion dari dekade 30-an, untuk menelusuri jejak sejarah vintage itu
sendiri. Tidak ada salahnya kan mengisi pengetahuan Anda tentang
produk-produk klasik yang antik dan tak pernah mati ini? Vintage pada F
a s h i o n Bila ingin bicara tentang fenomena vintage pada fashion,
mau tak mau kita harus menelusuri jejak sejarah fashion mulai
dari–katakanlah–dekade ’30-an. Sebagai negara yang dianggap sebagai
salah satu baromoter fashion dunia, mau tahu seperti apa cara berpakaian
masyarakat Amerika dari era 30-an?
–1930–
Kolapsnya pasar modal pada 1929, membagi warga Amerika menjadi
kalangan “haves” dan “have nots”. Saat itu, barang-barang (termasuk
pakaian) diciptakan secara massal, menimbulkan penggunaan bahan sintetis
yang mudah dicuci. Saat itu, menonton film merupakan hiburan yang
paling populer. Tak heran bila keglamoran industri film yang kerap
diwakili oleh penampilan para bintang film, menginspirasikan sejumlah
model busana. Di antaranya bahan bunga-bunga dan rok-rok yang panjang
melambai. Selain itu, muncul model-model glamor lain, seperti busana
berpotongan panjang dan gently flowing, bulu-bulu binatang, mantel tanpa
lengan, selendang dan hiasan pita-pita. Pada era ini, B.F. Goodrich
mengenalkan pemakaian zipper (resleuting) yang semakin populer dari masa
ke masa. Dan penggunaan platform shoes (itu lho, cikal bakal sepatu
berhak super tebal, yang gemar dipakai oleh si ‘Baby Spice’ Emma Bunton)
juga pertama kali diperkenalkan oleh desainer Salvatore Ferragamo.
Selain memunculkan fenomena sepatu “Spectator”, dekade ’20-an juga
menandai penggunaan bahan plastik sintetis bernama nilon, yang digunakan
sebagai bahan dasar stoking yang washable dan easy-care synthetic. Di
tahun ini, untuk pertama kalinya Amerika mengenal pakaian yang bersifat
i>well-made, well-cut dan well-priced.
–1940–
Menyusul keprihatinan yang membelit akibat Perang Dunia (PD) II,
jumlah material yang biasa digunakan di sejumlah garmen mulai dibatasi.
Para desainer dikenakan tugas patriotik untuk membuat baju yang pantas
dipakai selama bermusim-musim dengan bahan seminimal mungkin. Karena
itu, rok mulai diperpendek. Lipatan dan kancing dikurangi, dan saku-saku
lenyap. Banyaknya wanita yang menggantikan posisi pria di
kantor-kantor, membuat busana pria ditransformasikan menjadi busana
wanita. Popularitas sepatu tumit tinggi digantikan oleh sepatu tumit
rendah yang lebih nyaman dikenakan untuk beraktivitas. Hal ini berimbas
pada reputasi Amerika yang–setelah PD II berakhir, berkembang menjadi
salah satu pusat sportswear terbesar di dunia. Pada era ini, muncul
trend zoot suit (pakaian yang terdiri dari stelan jaket-jaket berukuran
super besar dan celana panjang baggy). Sebagai simbol dari post-war
freedom, muncul fenomena kaos-kaos warna terang dengan gambar
flora-fauna, buah-buahan dan wanita cantik. Garis-garis pada bikini
dibuat lebih seksi, terinspirasi dari percobaan nuklir di South Pacific
at Bikini Atoll. Pada akhir ’40-an, para wanita mulai mencoba mengenakan
rok yang lebih panjang dan “penuh”, plus blus-blus bergaris feminin.
–1950–
Terbebas dari tekanan selama PD II, fashion mulai menjadi lebih
kreatif. Kaum wanita masa ini menginginkan busana yang menonjolkan
nuansa anggun, sophisticated dan sex appeal mereka. Adalah Lana Turner
yang memulai tren pointed bras (bra kerucut, yang pernah dipakai Madonna
dalam salah satu konsernya di tahun 80-an) dan twin sets. Pada era ini,
garis-garis seksi bikini yang dinilai semakin seronok, mulai
menciptakan polemik. Berhubung semakin banyak rumah tangga yang
memiliki TV-set, muncul ikon kebudayaan pop James Dean yang memunculkan
fenomena “teen rebel look”. Era ini juga mengawali eksistensi poodle
skirts (rok berbentuk “balon” yang ujungnya dihiasi aplikasi berbentuk
anjing pudel), sepatu sandal, Letterman’s Jacket dan kacamata berbentuk
mata kucing yang item paling populer di sejumlah SMU. Pada era ini,
untuk pertama kalinya, kaum tua mengikuti tren mode yang diciptakan para
kaum yang lebih muda. Sejumlah bintang Hollywood juga menciptakan tren
baru. Marlon Brando dan geng “Rat Pack”-nya membawa demam topi bernama
“motorcycle caps. Saat itu, ikon “cantik” terbagi 2 kubu, kecantikan
feminin yang diwakili Jayne Mansfiled dan Marilyn Monroe, serta
kecantikan ala Audrey Hepburn dan Grace Kelly.
sumber: http://cybershopping.cbn.net.id/cbprtl/cybershopping/detail.aspx?x=SmartShopping&y=cybershopping|0|0|4|32
0 komentar